Archive for March, 2012

Rahasia Sukses

Di sebuah Chinese restaurant, Martyn Frost memegang dan mengelus elus sebuah patung Bebek keberuntungan, yang konon bisa membawa rejeki. Malamnya dia membeli lotre, dan besoknya memenangkan hampir satu juta pounsterling (kira-kira 15 miliar rupiah). Semua orang menyelamatinya dan banyak yang terkagum kagum dengan saktinya si patung Bebek tersebut.

Tidak bisa dibuktikan apakah Frost memenangkan lotre karena memegang patung bebek atau tidak.

Hal-hal yang tidak mudah dibuktikan, sering kita percayai sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan kita sendiri. Anda dan saya, secara rasional, pasti yakin sang bebek tidak menyebabkan kemenangan lotre tersebut. “Post Hoc Fallacies”, kesalahan cara berpikir yang menganggap bahwa sesuatu yang terjadi kemudian diakibatkan karena sesuatu yang sebelumnya, walaupun kadang kedua hal itu tidak berhubungan.

Bilamana sudah tiga kali terjadi, setiap anda mengusap-usap hidung anda sambil bilang, sim sala bim, dan hujan turun, maka anda akan percaya hal itu, dan pada saat kemudian anda akan yakin bahwa mengusap hidung sambil mengucap mantra sim sala bim, adalah jalan untuk membuat hujan turun. Walaupun sebenarnya ketiga kali terjadinya hal itu hanya kebetulan, dan tidak akan terjadi pada keempat kalinya lagi.

Kita sering berpikir bahwa dua kejadian adalah sebab akibat, karena otak kita selalu berusaha menghubungkan dan merasionalkan beberapa kejadian. Hal ini sering membawa kita pada kepercayaan akan “ajimat”, hoki, ataupun sebuah kejadian (misalkan mimpi digigit ular), dan sebaliknya sering menyalahkan sesuatu kalau ada yang negatif (berjalan di bawah tangga, lantai 13), sebuah pencarian kambing-kambing berwarna hitam.

Kita mengambil kesimpulan dengan tiga hal: Heart (Hati, emosi), Head (Kepala, otak, rasional), Gut (Nyali, keyakinan). Ketika kita tidak mampu memakai otak rasional kita, maka kita akan bergeser memakai emosi ataupun nyali kita.

Sering orang menanyakan pada saya, “Pak, apa rahasianya supaya kita bisa sukses?” Yang sering membuat saya tersenyum, sepertinya saya bisa menjawab dengan “Peganglah bebek keberuntungan itu” atau “Belilah Lotre” atau “Carilah pohon sakti di puncak gunung, duduk dan berdoalah di sana meminta suksesmu.” Rahasia sukses adalah: “Tidak ada rahasia sukses”.

Pada buku “Outliers”, Galdwell mencoba memudahkan kesuksesan dengan dua hal: Kerja keras melatih keahlian kita secara terus-menerus, memperbaiki kemampuan kita supaya jadi ahli, minimal dengan 10.000 jam. Dan mencari kesempatan yang menguntungkan secara terus-menerus. Singkatnya, kerja keras yang benar, dan pemanfaatan kesempatan.

Tetapi kalau kita mau lebih rasional, kedua hal itu saja tidaklah cukup. Selalu banyak elemen yang harus tepat, untuk seseorang mencapai kesuksesan. Keahlian khusus, kesempatan, passion, kesesuaian kerjanya dengan trend, network yang dimiliki, softskill, timing, detail tindakan, dan seterusnya. Ada begitu banyak hal yang harus dilakukan dengan benar, dan ada begitu banyak elemen lainnya juga dari luar yang “pas” untuk sukses.

Yang dapat kita kerjakan adalah melakukan yang terbaik pada pekerjaan yang kita sukai, jeli dalam mencari kesempatan yang ada, dan selalu memperbaiki diri dan belajar tanpa henti. Mulai dari hal yang kecil, bangun kesuksesan atas kesuksesan kecil sebelumnya. Jangan putus asa, terus berupaya. Karena sukses bukan terjadi karena sebuah patung bebek saja.

Bersyukur Setiap Waktu Atas Segala Hal

Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada supir pribadinya, “Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?” Si supir menjawab, “Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai.” Merasa penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini bertanya lagi, “Bagaimana kamu bisa begitu yakin?”

Supirnya menjawab, “Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan.”

Jawaban singkat tadi merupakan wujud perasaan syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.

Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.

Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah Anda sudah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang baik. Tapi Anda masih merasa kurang.

Pikiran Anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi “kaya” dalam arti yang sesungguhnya.

Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang “kaya”. Orang yang “kaya” bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki.

Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup.

Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan. Seorang pengarang pernah mengatakan, “Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi.” Ini perwujudan rasa syukur.

Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.

Kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Ke mana pun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.

Saya ingat, pertama kali bekerja saya senantiasa membandingkan penghasilan saya dengan rekan-rekan semasa kuliah. Perasaan ini membuat saya resah dan gelisah. Sebagai mantan mahasiswa teladan di kampus, saya merasa gelisah setiap mengetahui ada kawan satu angkatan yang memperoleh penghasilan di atas saya. Nyatanya, selalu saja ada kawan yang penghasilannya melebihi saya.

Saya menjadi gemar berganta-ganti pekerjaan, hanya untuk mengimbangi rekan-rekan saya. Saya bahkan tak peduli dengan jenis pekerjaannya, yang penting gajinya lebih besar. Sampai akhirnya saya sadar bahwa hal ini tak akan pernah ada habisnya. Saya berubah dan mulai mensyukuri apa yang saya dapatkan. Kini saya sangat menikmati pekerjaan saya.

Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, “Lulu, Lulu.” Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, “Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu.” Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus-menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, “Lulu, Lulu.” “Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?” tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab, “Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu.”

Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, “Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup di tanah seberang. Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga.”

Hati Yang Sempurna

Pada suatu hari, seorang pemuda berdiri di tengah kota dan menyatakan bahwa dialah pemilik hati yang terindah yang ada di kota itu. Banyak orang kemudian berkumpul dan mereka semua mengagumi hati pemuda itu, karena memang benar-benar sempurna. Tidak ada satu cacat atau goresan sedikit pun di hati pemuda itu.

Pemuda itu sangat bangga dan mulai menyombongkan hatinya yang indah. Tiba-tiba, seorang lelaki tua menyeruak dari kerumunan, tampil ke depan dan berkata, “Mengapa hatimu masih belum seindah hatiku?”

Kerumunan orang-orang dan pemuda itu melihat pada hati pak tua itu. Hati pak tua itu berdegup dengan kuatnya, namun penuh dengan bekas luka, dimana ada bekas potongan hati yang diambil dan ada potongan lain yang ditempatkan di situ, namun tidak benar-benar pas dan ada sisi-sisi potongan yang tidak rata. Bahkan, ada bagian-bagian yang berlubang karena dicungkil dan tidak ditutup kembali. Orang-orang itu tercengang dan berpikir, bagaimana mungkin pak tua itu mengatakan bahwa hatinya lebih indah?

Pemuda itu melihat kepada pak tua itu, memperhatikan hati yang dimilikinya dan tertawa, “Anda pasti bercanda, pak tua,” katanya, “bandingkan hatimu dengan hatiku, hatiku sangatlah sempurna sedangkan hatimu tak lebih dari kumpulan bekas luka dan cabikan.”

“Ya,” kata pak tua itu, “hatimu kelihatan sangat sempurna meski demikian aku tak akan menukar hatiku dengan hatimu. Lihatlah, setiap bekas luka ini adalah tanda dari orang-orang yang kepadanya kuberikan kasihku, aku menyobek sebagian dari hatiku untuk kuberikan kepada mereka, dan seringkali mereka juga memberikan sesobek hati mereka untuk menutup kembali sobekan yang kuberikan. Namun karena setiap sobekan itu tidaklah sama, ada bagian-bagian yang kasar, yang sangat aku hargai, karena itu mengingatkanku akan cinta kasih yang telah bersama-sama kami bagikan. Ada kalanya, aku memberikan potongan hatiku begitu saja dan orang yang kuberi itu tidak membalas dengan memberikan potongan hatinya. Hal itulah yang meninggalkan lubang-lubang sobekan – – memberikan cinta kasih adalah suatu kesempatan. Meskipun bekas cabikan itu menyakitkan, mereka tetap terbuka, hal itu mengingatkanku akan cinta kasihku pada orang-orang itu, dan aku berharap, suatu ketika nanti mereka akan kembali dan mengisi lubang-lubang itu. Sekarang, tahukah engkau keindahan hati yang sesungguhnya itu?”

Pemuda itu berdiri membisu dan air mata mulai mengalir di pipinya. Dia berjalan ke arah pak tua itu, menggapai hatinya yang begitu muda dan indah, dan merobeknya sepotong. Pemuda itu memberikan robekan hatinya kepada pak tua dengan tangan-tangan yang gemetar. Pak tua itu menerima pemberian itu, menaruhnya di hatinya dan kemudian mengambil sesobek dari hatinya yang sudah amat tua dan penuh luka, kemudian menempatkannya untuk menutup luka di hati pemuda itu. Sobekan itu pas, tetapi tidak sempurna, karena ada sisi-sisi yang tidak sama rata. Pemuda itu melihat ke dalam hatinya, yang tidak lagi sempurna, tetapi kini lebih indah dari sebelumnya, karena cinta kasih dari pak tua itu telah mengalir ke dalamnya. Mereka berdua kemudian berpelukan dan berjalan beriringan.

Nilai Kehidupan

Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara, pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana, tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.

Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.

“Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini,” katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.

Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut, “Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini, sayang bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapa pun yang berada di sekitar sini.”

Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, “Hai anak muda, kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya.”

Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengar pun tidak jauh berbeda, “Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini.”

Setelah pohon yang ketiga, si pemuda termenung dan berpikir, “Bahkan sebatang pohon pun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain.”

Segera timbul kesadaran baru. “Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik pula untuk bisa bermanfaat bagi makhluk lain.”

Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.

Keajaiban Cinta

Kisah ini terjadi di Beijing, China. Seorang gadis bernama Yo Yi Mei memiliki cinta terpendam terhadap teman karibnya di masa sekolah, namun ia tidak pernah mengungkapkannya, ia hanya selalu menyimpan di dalam hati dan berharap temannya bisa mengetahuinya sendiri. Tapi sayang temannya tak pernah mengetahuinya, hanya menganggapnya sebagai sahabat, tak lebih.

Suatu hari Yo Yi Mei mendengar bahwa sahabatnya akan segera menikah. Hatinya sesak, tapi ia tersenyum dan berkata, “Aku harap kau bahagia.” Sepanjang hari Yo Yi Mei bersedih, ia menjadi tidak ada semangat hidup, tapi dia selalu mendoakan kebahagiaan sahabatnya.

12 Juli 1994 sahabatnya memberikan contoh undangan pernikahan yang akan segera dicetak kepada Yi Mei. Ia berharap Yi Mei akan datang. Sahabatnya melihat Yi Mei yang menjadi sangat kurus dan tidak ceria, lalu ia bertanya, “Apa yang terjadi denganmu? Kau ada masalah?” Yi Mei tersenyum semanis mungkin. “Kau salah lihat, aku tak punya masalah apa-apa. Wah… contoh undanganya bagus, tapi aku lebih setuju jika kau pilih warna merah muda, lebih lembut.” Ia mengomentari rencana undangan sahabatnya tesebut. Sahabatnya tersenyum, “Oh ya, ummm aku akan menggantinya, terima kasih atas sarannya Mei, aku harus pergi menemui calon istriku. Hari ini kami ada rencana melihat-lihat perabotan rumah. Dahh!” Yi Mei tersenyum, melambaikan tangan, hatinya yang sakit.

18 Juli 1994 Yi Mei terbaring di rumah sakit, ia mengalami koma. Yi Mei mengidap kanker darah stadium akhir. Kecil harapan Yi Mei untuk hidup, semua organnya yang berfungsi hanya pendengaran, dan otaknya, yang lain bisa dikatakan “mati” dan semuanya memiliki alat bantu, hanya mujizat yang bisa menyembuhkannya. Sahabatnya setiap hari menjenguknya, menunggunya, bahkan ia menunda pernikahannya. Baginya Yi Mei adalah tamu penting dalam pernikahannya. Keluaga Yi Mei sendiri setuju memberikan “suntik mati” untuk Yi Mei karena tak tahan melihat penderitaan Yi Mei.

10 Desember 1994 Semua keluarga setuju besok 11 Desember 1994 Yi Mei akan disuntik mati dan semua sudah ikhlas, hanya sahabat Yi Mei yang mohon diberi kesempatan berbicara yang terakhir. Sahabatnya menatap Yi Mei yang dulu selalu bersama. Ia mendekat berbisik di telinga Yi Mei, “Mei, apa kau ingat waktu kita mencari belalang, menangkap kupu-kupu? Kau tahu, aku tak pernah lupa hal itu, dan apa kau ingat waktu di sekolah waktu kita dihukum bersama gara-gara kita datang terlambat, kita langganan kena hukum ya?

“Apa kau ingat juga waktu aku mengejekmu? Kau terjatuh di lumpur saat kau ikut lomba lari, kau marah dan mendorongku hingga aku pun kotor. Apakah kau ingat aku selalu mengerjakan PR di rumahmu? Aku tak pernah melupakan hal itu…

“Mei, aku ingin kau sembuh, aku ingin kau bisa tersenyum seperti dulu, aku sangat suka lesung pipitmu yang manis, kau tega meninggalkan sahabatmu ini?” Tanpa sadar sahabat Yi Mei menangis, air matanya menetes membasahi wajah Yi Mei.

“Mei, kau tahu, kau sangat berarti untukku, aku tak setuju kau disuntik mati, rasanya aku ingin membawamu kabur dari rumah sakit ini, aku ingin kau hidup, kau tahu kenapa? Karena aku sangat mencintaimu, aku takut mengungkapkan padamu, takut kau menolakku.

“Meskipun aku tahu kau tidak mencintaiku, aku tetap ingin kau hidup, aku ingin kau hidup, Mei, tolonglah, dengarkan aku Mei… bangunlah!!” Sahabatnya menangis, ia menggengam kuat tangan Yi Mei. “Aku selalu berdoa Mei, aku harap Tuhan berikan keajaiban buatku, Yi Mei sembuh, sembuh total. Aku percaya, bahkan kau tahu? Aku puasa agar doaku semakin didengar Tuhan.

“Mei, aku tak kuat besok melihat pemakamanmu, kau jahat!! Kau sudah tak mencintaiku, sekarang kau mau pergi, aku sangat mencintaimu… Aku menikah hanya ingin membuat dirimu tidak lagi dibayang-bayangi diriku sehingga kau bisa mencari pria yang selalu kau impikan, hanya itu Mei…

“Seandainya saja kau bilang kau mencintaiku, aku akan membatalkan pernikahanku. Aku tak peduli… tapi itu tak mungkin, kau bahkan mau pergi dariku sebagai sahabat.”

Sahabat Yi Mei mengecup pelan dahi Yi Mei, ia berbisik, “Aku sayang kamu, aku mencintaimu,” suaranya terdengar parau karena tangisan. Dan apa yang terjadi? It’s amazing!! 7 jam setelah itu dokter menemukan tanda-tanda kehidupan dalam diri Yi Mei, jari tangan Yi Mei bisa bergerak, jantungnya, paru-parunya, organ tubuhnya bekerja, sungguh sebuah keajaiban!! Pihak medis menghubungi keluarga Yi Mei dan memberitahukan keajaiban yang terjadi. Dan sebuah mujizat lagi, masa koma lewat, pada tgl 11 Desember 1994.

14 Desember 1994, saat Yi Mei bisa membuka mata dan berbicara, sahabatnya ada di sana, ia memeluk Yi Mei menangis bahagia, dokter sangat kagum akan keajaiban yang terjadi. “Aku senang kau bisa bangun, kau sahabatku yang terbaik,” sahabatnya memeluk erat Yi Mei.

Yi Mei tersenyum, “Kau yang memintaku bangun, kau bilang kau mencintaiku, tahukah kau aku selalu mendengar kata-kata itu, aku berpikir aku harus berjuang untuk hidup. Lei, aku mohon jangan tinggalkan aku ya, aku sangat mencintaimu.” Lei memeluk Yi Mei, “Aku sangat mencintaimu juga.”

17 Februari 1995 Yi Mei dan Lei menikah, hidup bahagia dan sampai dengan saat ini pasangan ini memiliki 1 orang anak laki-laki yang telah berusia 14 tahun. Kisah ini sempat menggemparkan Beijing.

Apa hikmah dari cerita ini?

KOMUNIKASI dan ASUMSI. Betapa banyak orang menderita hidupnya hanya karena dua hal ini, salah ASUMSI dan salah KOMUNIKASI.

Katakanlah sejujurnya sebelum semuanya terlambat!!

Kekuatan dan Keajaiban Cinta

Keterbatasan fisik tidak menghambat orang-orang besar dalam sejarah meraih sukses besar. Salah satu di antaranya Helen Keller, penulis, aktivis, dan pembicara seminar adalah penyandang tuna netra dan tuna rungu pertama meraih gelar Bachelor of Arts. Helan lulus dari Radecliffe College dengan magna cum laude di usianya yang ke-24. Sejak itu, Helen menggunakan seluruh hidupnya untuk meningkatkan kehidupan orang-orang tuna netra dan tuna rungu. Di tahun 1915, ia mendirikan Helen Keller International, organisasi nirlaba yang misisnya mencegah kebutaan.

Di sepanjang hidupnya, Helen Keller bepergian ke berbagai negara, bertemu dengan berbagai tokoh penting dan termasuk salah satu dari 100 Most Important People of THe Century dari majalah Time. Kelahiran Tuscumbia, Alabama, Amerika ini bukan hanya berhasil mengatasi kecatatan dan keterbatasannya, tapi juga memperjuangkan nasib para penyandang cacat untuk kehidupan yang lebih baik.

Suatu hari, ketika berkunjung ke Inggris, Ratu Victoria bertanya kepadanya, “Bagaimana Anda menjelaskan prestasi Anda yang luar biasa dalam hidup? Bagaimana Anda menjelaskan kenyataan, bahwa kendati pun tuna rungu dan tuna netra, Anda bisa begitu meraih banyak prestasi?”

Helen Keller menjelaskan, semua prestasi yang diraihnya adalah berkat dedikasi gurunya. “Jika bukan karena Anne Sullivan, nama Helen Keller tidak akan pernah dikenal,” katanya.

Anne Sullivan juga mengalami kehidupan yang penuh cobaan dan tantangan. Ia kehilangan sebagian besar penglihatannya ketika umur 5 tahun akibat demam. Ketika Ia berumur 10 tahun, ibunya meninggal dan ayahnya meninggalkannya. Ia dan saudara laki-lakinya dikirim ke panti anak miskin. Saudaranya meninggal di sana dan Anne kecil, begitu panggilannnya, dianggap gila oleh pengasuhnya. Anne dikurung di basement sebuah rumah sakit jiwa di luar Boston.

Anne kecil sesekali menyerang siapapun yang mendekatinya, tapi pada sebagian besar waktu, ia mengacuhkan semua orang yang ada di dekatnya.

Ketika semua orang menganggap Anne kecil sebagai anak yang tak punya harapan, seorang biarawati lanjut usia yakin, Anne masih bisa disembuhkan. Ia akan bertekad menunjukkan kasih sayang kepada Anne kecil. Kendati pun Anne keci ltidak menyadari kehadirannya, suster biarawati itu terus saja mengunjungi Anne. Setiap kali datang, ia membawakan kue dan bicara kepada Anne dengan penuh kasih sayang dan memberikan dorongan. Ia yakin, Anne kecil bisa sembuh jika diberi kasih sayang dan cinta.

Beberapa saat kemudian, dokter akhirnya melihat perubahan dalam Anne kecil. Anne tidak lagi penuh kemarahan dan kekerasan, tapi jadi lembut dan bisa menunjukkan kasih sayang. Anne lalu dipindahkan ke lantai atas dan kondisinya terus membaik. Suatu hari, Anne yang dianggap sebagai anak yang tak punya harapan itu boleh meninggalkan rumah sakit jiwa dan diyatakan sembuh.

Kasih sayang suster biarawati tua membuat Anne Sullivan muda ingin membantu orang lain seperti dirinya dibantu oleh suster yang baik. Anne menjalani operasi mata dua kali sehingga penglihatannya cukup untuk membaca huruf cetakan untuk waktu singkat. Ketika lulus sekolah, Anne luar biasa sulit mendapatkan pekerjaan.

Suatu hari, ketika ditawarkan mengajari Helen Keller yang tuna rungu dan tuna netra, ia menerimanya dengan senang hati kendati pun tak punya pengalaman di bidang itu. Begitu tiba di rumah Helen, ia mengajari Helen mengeja dengan jari. Helen bisa mengulang gerakan-gerakan jari ini, tapi tak bisa memahami apa maksudnya. Anne mengalami kesulitan besar, selain sulit membantu Helen mengerti makna kata-kata, ia juga mencoba mengendalikan perilaku Helen yang liar. Helen kecil membanting piring dan lampu, meneror semua orang di rumah dengan teriakan dan amukan kemarahan. Sanak familinya sampai menjuliki monster. Sebelum Anne datang, Helen hampir dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa.

Pengalaman dengan suster baik itu membuat Anne memperlakukan Helen secara baik dan lemah lembut. Ia segera melihat potensi besar dalam diri Helen, menyayanginya, mendisiplinkannya, bermain dengannya, mendorongnya, dan bekerja bersamanya sampai nyala kehidupan Helen menerangi dunia. Anne Sullivan adalah keajaiban bagi hidup Helen, tapi adalah suster yang yang baik hati, yang mencintai dan percaya pada Helen kecil yang sudah tak kenal orang, yang mengubahnya. “Jika bukan karena Anne Sullivan, nama Helen Keller tetap tak akan dikenal.”

Jika bukan karena dedikasi suster biarawati yang baik hati, nama Anne Sullivan juga takakan pernah dikenal. Dan ini bisa diteruskan lagi. Suster biarawati yang baik hati itu mungkin juga menerima kebaikan dan cinta dari seseorang yang lain dan begitu seterusnya. Cinta akan menumbuhkan cinta. Kebaikan akan melahirkan kebaikan. Orang yang mendapatkan cinta akan memberikan cinta. Dengan begitu, cinta diterusakan dari generasi ke generasi, memberikan pengaruh yang luar biasa.

Kekuatan cinta memang luar biasa. Sekali dinyalakan, akan berkobar sampai selamanya.

Senyuman Adalah Yang Paling Cantik

Pernah ada sebuah kisah — Ada seorang ibu miskin yang telah bercerai dari suaminya dan harus mencari nafkah sendiri untuk menghidupi anaknya. Pernah sekali, karena ingin meluaskan pandangan anaknya, agar dia dapat melihat dunia yang indah, maka dia membawa anaknya jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, supaya dia dapat mengenal segala macam barang. Barang-barang dalam pusat perbelanjaan sungguh beraneka ragam, ada berbagai macam mainan: beruang kecil, kucing kecil, boneka, robot, dan lain sebagainya. Anaknya sungguh penurut, dia sudah merasa senang asal ibu membawanya melihat-lihat ke sana ke mari.

Suatu hari, dia melihat ada orang sedang mengambil foto. Anak ini tiba-tiba menarik tangan ibunya dan berkata, “Bu, aku juga ingin foto!” Ibu ini mengelus kepala anaknya sambil membereskan rambutnya, dengan lembut mengelus pipi anaknya dan berkata, “Anakku, kamu lihat pakaianmu ini kurang cantik. Bagaimana kalau hari ini jangan foto dulu?”

Anak ini baru berusia 5 atau 6 tahun, namun ternyata dia menjawab ibunya, “Bu, tidak ada pakaian cantik untuk dikenakan juga tidak apa-apa. Walau pakaianku tidak cantik, namun aku bisa tersenyum, bukankah senyumku sangat cantik?” Setelah mendengar perkataan itu, ibu merasa sedih, sebab dia tidak pernah memberikan pakaian cantik untuk dikenakan oleh anaknya, namun semua orang mengatakan kalau anaknya sangat menarik. Pada hari itu, ibu baru sadar kalau anaknya sangat menarik dikarenakan mukanya senantiasa dihiasi dengan senyuman.

Senyuman memang paling cantik. Walaupun mengenakan pakaian secantik apa pun, tidak akan lebih cantik daripada senyuman akrab di wajah. Anak berusia 5 atau 6 tahun ini sungguh bijak, dia tahu kalau ibunya sangat bersusah payah, tidak ada uang berlebih untuk dipergunakan, maka dia hanya ingin melihat-lihat di pusat perbelanjaan saja, walau tidak ada pakaian cantik untuk dikenakan, namun dirinya dapat menciptakan rasa keindahan, yaitu senyumannya.

Jika tiada keserakahan dan keinginan berlebihan, hidup kita baru akan terasa memuaskan dan nyaman. Orang yang tahu puas dan nyaman, wajahnya akan senantiasa dihiasi dengan senyum puas, ini berarti hatinya sangat tenang dan terjaga dengan baik. Dalam kehidupan, asal batin tenang dan wajah senantiasa dihiasi dengan senyuman, maka ini adalah kehidupan yang paling indah.

Anak Durhaka Dari Singapura

Sebuah Kisah Nyata dari Negeri tetangga Singapura beberapa dekade lalu yang cukup menghebohkan hingga Perdana Menteri saat itu, Lee Kwan Yew senior turun tangan dan mengeluarkan dekrit tentang orang lansia di Singapura.

Dikisahkan ada orang kaya raya di sana mantan Pengusaha sukses yang mengundurkan diri dari dunia bisnis ketika istrinya meninggal dunia. Jadilah ia single parent yang berusaha membesarkan dan mendidik dengan baik anak laki-laki satu-satunya hingga mampu mandiri dan menjadi seorang Sarjana.

Kemudian setelah anak tunggalnya tersebut menikah, ia minta ijin kepada ayahnya untuk tinggal bersama di apartemen ayahnya yang mewah dan besar. Dan ayahnya pun dengan senang hati mengijinkan anak menantunya tinggal bersama-sama dengannya. Terbayang di benak orangtua tersebut bahwa apartemennya yang luas dan mewah tersebut tidak akan sepi, terlebih jika ia mempunya cucu. Betapa bahagianya hati bapak tersebut bisa berkumpul dan membagi kebahagiaan dengan anak dan menantunya.

Pada mulanya terjadi komunikasi yang sangat baik antara Ayah-Anak-Menantu yang membuat ayahnya yang sangat mencintai anak tunggalnya itu tersebut tanpa sedikit pun ragu-ragu mewariskankan seluruh harta kekayaan termasuk apartmen yang mereka tinggali, dibaliknamakan ke anaknya itu melalui Notaris terkenal di sana.

Tahun-tahun berlalu, seperti biasa, masalah klasik dalam rumah tangga, jika anak menantu tinggal seatap dengan orang tua, entah mengapa akhirnya pada suatu hari mereka bertengkar hebat yang pada akhirnya, anaknya tega mengusir sang ayah keluar dari apartmen mereka yang ia warisi dari ayahnya.

Karena seluruh hartanya, apartemen, saham, deposito, emas, dan uang tunai sudah diberikan kepada anaknya, maka mulai hari itu dia menjadi pengemis di Orchard Road. Bayangkan, orang kaya mantan pebisnis yang cukup terkenal di Singapura tersebut, tiba-tiba menjadi pengemis!

Suatu hari, tanpa disengaja melintas mantan teman bisnisnya dulu dan memberikan sedekah, dia langsung mengenali si ayah ini dan menanyakan kepadanya, apakah ia teman bisnisnya dulu. Tentu saja, si ayah malu dan menjawab bukan, mungkin Anda salah orang, katanya. Akan tetapi temannya curiga dan yakin, bahwa orang tua yang mengemis di Orchad Road itu adalah temannya yang sudah beberapa lama tidak ada kabar beritanya. Kemudian, temannya ini mengabarkan hal ini kepada teman-temannya yang lain, dan mereka akhirnya bersama-sama mendatangi orang tersebut. Semua mantan sahabat karibnya tersebut langsung yakin bahwa pengemis tua itu adalah mantan pebisnis kaya yang dulu mereka kenal.

Di hadapan para sahabatnya, si ayah dengan menangis tersedu-sedu, menceritakan semua kejadian yang sudah dialaminya. Maka, terjadilah kegemparan di sana, karena semua orangtua di sana merasa sangat marah terhadap anak yang sangat tidak bermoral itu.

Kegemparan berita tersebut akhirnya terdengar sampai ke telinga PM Lee Kwan Yew Senior.

PM Lee sangat marah dan langsung memanggil anak dan menantu durhaka tersebut. Mereka dimaki-maki dan dimarahi habis-habisan oleh PM Lee dan PM Lee mengatakan, “Sungguh sangat memalukan bahwa di Singapura ada anak durhaka seperti kalian.”

Lalu PM Lee memanggil sang Notaris dan saat itu juga surat warisan itu dibatalkan demi hukum! Dan surat warisan yang sudah baliknama ke atas nama anaknya tersebut disobek-sobek oleh PM Lee. Sehingga semua harta milik yang sudah diwariskan tersebut kembali ke atas nama Ayahnya, bahkan sejak saat itu anak menantu itu dilarang masuk ke apartmen ayahnya.

Mr Lee Kwan Yew ini ternyata terkenal sebagai orang yang sangat berbakti kepada orangtuanya dan menghargai para lanjut usia (lansia). Sehingga, agar kejadian serupa tidak terulang lagi, Mr Lee mengeluarkan Kebijakan / Dekrit yaitu “Larangan kepada para orangtua untuk tidak mengwariskan harta bendanya kepada siapapun sebelum mereka meninggal”. Kemudian, agar para lansia itu tetap dihormati dan dihargai hingga akhir hayatnya, maka dia buat Kebijakan berupa Dekrit lagi, yaitu agar semua Perusahaan Negara dan Swasta di Singapura memberi pekerjaan kepada para lansia. Agar para lansia ini tidak tergantung kepada anak menantunya dan mempunyai penghasilan sendiri dan mereka sangat bangga bisa memberi angpao kepada cucu-cucunya dari hasil keringat mereka sendiri selama 1 tahun bekerja.

Anda tidak perlu heran jika Anda pergi ke Toilet di Changi Airport, Mall, Restaurant, petugas cleaning service adalah para lansia. Jadi selain para lansia itu juga bahagia karena di usia tua mereka masih bisa bekerja, juga mereka bisa bersosialisasi dan sehat karena banyak bergerak. Satu lagi sebagaimana di negeri maju lainnya, PM Lee juga memberikan pendidikan sosial yang sangat bagus buat anak-anak dan remaja di sana, bahwa pekerjaan membersihkan toilet, meja makan di restoran dan sebagainyanya itu bukan pekerjaan hina, sehingga anak-anak tersebut dari kecil diajarkan untuk tahu menghargai orang yang lebih tua, siapapun mereka dan apapun profesinya.

Sebaliknya, anak di sana dididik menjadi bijak dan terus memelihara rasa hormat dan sayang kepada orangtuanya, apapun kondisi orangtuanya. Meskipun orangtua mereka sudah tidak sanggup duduk atau berdiri, atau mungkin sudah selamanya terbaring di atas tempat tidur, mereka harus tetap menghormatinya dengan cara merawatnya.

Mereka, warga negara Singapura seolah diingatkan oleh PM Lee agar selalu mengenang saat mereka masih balita, orangtua merekalah yang membersihkan tubuh mereka dari semua bentuk kotoran, juga yang memberi makan dan kadang menyuapinya dengan tangan mereka sendiri, dan menggendongnya kala mereka menangis meski dini hari dan merawatnya ketika mereka sakit.

Bagaimana dengan kita?

Berfokuslah Pada Kelebihan Kita

“Anak-anak, coba tuliskan tiga kelebihanmu,” kata seorang pastor yang hari itu menjadi pembimbing retreat bagi anak-anak sekolah dasar. Menit demi menit berlalu namun anak-anak itu seakan masih bingung.

Dengan setengah berakting, sang pastor kemudian bersuara keras, “Ayo, tuliskan! Kalau tidak, kertasmu saya sobek loh.” Anak-anak manis itu seketika menjadi salah tingkah.

Beberapa di antara mereka, memang tampak mulai menulis. Salah satu di antara mereka menulis di atas kertas, “Kadang-kadang nurutin kata ibu. Kadang-kadang bantu ibu. Kadang-kadang nyuapin adik makan.” 

Penuh rasa penasaran, sang pastor bertanya kepadanya, “Kenapa tulisnya kadang-kadang?” Dengan wajah penuh keluguan, sang bocah hanya berkata, “Memang cuma kadang-kadang, pastor.”

Ketika semua anak telah menuliskan kelebihan dirinya, sang pastor kemudian melanjutkan instruksi berikutnya, “Sekarang anak-anak, coba tuliskan tiga kelemahanmu atau hal-hal yang buruk dalam dirimu.” Seketika ruangan kelas menjadi gaduh. Anak-anak tampak bersemangat. Salah satu dari mereka angkat tangan dan bertanya, “Tiga saja, pastor?” “Ya, tiga saja!” jawab pastor. Anak tadi langsung menyambung, “Pastor, jangankan tiga, sepuluh juga bisa!”

Apa pelajaran yang bisa kita petik dari cerita sederhana itu? Kita menangkap setidaknya ada beberapa hal penting yang bisa kita pelajari. Salah satunya, kita sering tidak menyadari apa kelebihan diri kita karena lingkungan dan orang di sekitar kita jauh lebih sering mengkomunikasikan kepada kita kejelekan dan kekurangan kita.

Baru-baru ini, kita menyaksikan di sebuah televisi swasta pertunjukkan seni dari para penyandang cacat, sangat mengarukan. Ada orang buta yang begitu piawai bermain piano atau kecapi. Pria tanpa lengan dan wanita muda yang tuli dapat menari dengan begitu indahnya. “Luar biasa, dia bisa menari dengan penuh penghayatan. Yang membuat heran, dia kan tuli tapi kok bisa mengikuti irama lagu dengan sangat tepat?”

Seorang pria buta yang bernyanyi dengan nada merdu sempat berkata, “Saudaraku, saya memiliki dua mata seperti Anda. Namun yang ada di depan saya hanyalah kegelapan. Ibu saya mengatakan saya bisa bernyanyi, dan ia memberi saya semangat untuk bernyanyi.” Benarlah apa yang dikatakan Alexander Graham Bell, “Setelah satu pintu tertutup, pintu lainnya terbuka; tetapi kerap kali kita terlalu lama memandangi dan menyesali pintu yang telah tertutup sehingga kita tidak melihat pintu yang telah dibuka untuk kita.”

Fokuskan perhatian pada kelebihan kita dan bukan kelemahan kita.

8 Cara Belajar

Sering orang beranggapan bahwa masa belajar selesai ketika sudah bekerja. Mereka berhenti belajar sekalipun hanya lulus SMA. Padahal seharusnya belajar harus terus kita lakukan selama hidup. Selama kita mampu. Tak melihat umur. Karena dengan belajar kita terus dapat mengembangkan diri, mendapatkan ketrampilan baru, dan mendapatkan cara yang lebih baik untuk berkarya atau pengetahuan yang luas.

Sekolah bisa selesai, pembelajaran tidak boleh berhenti. Di sini saya mencoba berbagi 8 cara yang dapat dilakukan untuk tetap selalu belajar.

Yang pertama, dan ini yang paling saya sukai, adalah membaca. Tidak semua orang suka membaca, tapi kebetulan saya suka membaca. Bagi yang suka membaca cobalah membaca buku sebanyak-banyaknya yang bisa membuat anda ahli di bidang tertentu. Jangan hanya membaca komik atau yang memberi hiburan saja seperti majalah. Tapi juga membaca sesuatu yang lebih berbobot yang berguna untuk kehidupan bisnis anda.

Yang kedua, melakukan surfing di internet. Ceklah hal-hal yang membantu anda menjadi “lebih” ahli dalam berbisnis. Kalau anda seorang sales carilah pengetahuan penjualan yang baik. Kalau anda profesinya akuntansi carilah tentang metode akuntansi yang baik. Dan hebatnya di internet, apapun ada di sana.

Yang ketiga, belilah audiobook. Ada buku dalam format audio, ada motivasi dalam bentuk audio. Kalau mau repot bisa diubah ke format mp3 sehingga bisa dimasukkan ke ipod. Dengan audio ini kita bisa mendengarkan sambil melakukan kegiatan lain, misal di jalan atau di mobil. Sehingga bila menganggur, misalkan sedang menunggu di bandara, bisa mendengarkan audio untuk memperkaya kemampuan anda.

Yang keempat yakni sekolah lagi. Entah di kursusan, sekolah singkat sabtu-minggu, sekolah 2 kali seminggu, atau bisa mengambil MBA selama 2 tahun.

Yang kelima, tanyalah pada yang ahli di bidang itu. Anda ingin mempelajari sesuatu tanyalah pada orang itu baik melalui email atau ketemu langsung. Berdiskusi dengan orang ahli akan memberikan masukan yang sangat berguna pada bisnis anda.

Yang keenam, ikutlah perkumpulan tertentu, khususnya yang sesuai dengan bidang minat anda. Asosiasi Komputer, Perkumpulan Toastmasters, Rotary Club, Pertemuan para penyair, dan lain sebagainya.

Yang ketujuh, bersahabatlah dengan orang yang lebih pandai dari anda. Anda akan ketularan ilmu darinya sehingga ikut menjadi lebih pandai dan mengikuti apa yang telah dipelajari oleh orang itu.

Yang kedelapan belajarlah dari atasan, pimpinan, atau Bos anda. Pemilik perusahaan anda atau pimpinan anda bisa sukses karena kemampuan mereka. Pasti banyak yang dapat anda pelajari darinya.

Itulah 8 hal yang dapat anda kembangkan untuk membuat anda menjadi seorang pembelajar yang baik dan nantinya akan menjadi orang yang lebih sukses dalam hidup ini. Selamat Belajar.