Archive for March, 2011

Handbook To Remember

HANDBOOK:

HEALTH :
01. Drink plenty of water.
02. Eat breakfast like a king, lunch like a prince, and dinner like a beggar.
03. Live with the 3 E’s — Energy, Enthusiasm, and Empathy.
04. Make time to pray.
05. Play more games.
06. Read more books than you did before.
07. Sit in silence for at least 10 minutes each day.
08. Sleep for 7 hours.
09. Take a 10-30 minutes walk daily. And while you walk, smile.

PERSONALITY:
10. Don’t over do. Keep your limits.
11. Don’t take yourself so seriously. No one else does.
12. Don’t waste your precious energy on gossip.
13. Dream more while you are awake.
14. Envy is a waste of time. You already have all you need.
15. Forget issues of the past. Don’t remind your partner with his/her mistakes of the past. That will ruin your present happiness.
16. Life is too short to waste time hating anyone. Don’t hate others.
17. Make peace with your past so it won’t spoil the present.
18. No one is in charge of your happiness except you.
19. Smile and laugh more.
20. You don’t have to win every argument, agree to disagree.

SOCIETY:
21. Call your family often.
22. Each day give something good to others.
23. Forgive everyone for everything.
24. Spend time with people over the age of 70 and under the age of 6.
25. Try to make at least three people smile each day.
26. What other people think of you is none of your business.

LIFE:
27. Do the right thing!
28. GOD heals everything.
29. However good or bad a situation is, it will change.
30. No matter how you feel, get up, dress up, and show up.
31. The best is yet to come.
32. When awake in the morning, thank GOD for it.
33. Your Inner most is always happy. So, be happy.

Bibit Yang Berkualitas

Matius 5:19
Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Ada dua buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur.

Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakan akarku dalam-dalam di tanah ini dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.” Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.

Bibit yang kedua bergumam, “Aku takut… Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah di sana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku ke atas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku itu pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.” Dan bibit itu pun menunggu, dalam kesendirian. Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi dan mencaploknya segera.

Memang selalu saja ada pilihan dalam hidup, selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun seringkali kita berada dalam sikap pesimis, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita sering terbuai dengan alasan-alasan untuk tidak mau melangkah dan tidak mau menatap hidup.

Akhir kata, “Karena Hidup adalah Pilihan, maka Pilihlah dengan Bijak”.

God Bless You…

Permohonan Doa

Suatu kali seorang anak sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Hari itu suasana sungguh meriah karena itu adalah babak final dan hanya 5 orang yang masih bertahan, termasuk Tommy. Sebelum pertandingan dimulai Tommy menundukkan kepala, melipat tangan dan berkomat-kamit memanjatkan doa. Pertandingan dimulai, ternyata mobil balap Tommy yang pertama kali mencapai garis finish. Tentu Tommy girang sekali menjadi juara.

Saat pembagian hadiah, ketua panitia bertanya, “Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang bukan?” Tommy menjawab, “Bukan pak, rasanya tidak adil meminta pada Tuhan untuk menolong mengalahkan orang lain. Aku hanya minta pada Tuhan, supaya aku tidak menangis kalau aku kalah.” Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan.

Permohonan Tommy ini merupakan doa yang luar biasa. Dia tidak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya, namun ia berdoa agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi dengan batin yang teguh.

Seringkali kita berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Kita ingin Tuhan menjadikan kita nomor satu, menjadikan yang terbaik dalam setiap kesempatan. Kita meminta agar Tuhan menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Tidak salah memang, namun bukankah semestinya yang kita butuhkan adalah bimbinganNya dan rencanaNya yang paling sempurna dalam hidup kita? Seharusnya kita berdoa minta kekuatan untuk bisa menerima kehendak Tuhan yang sempurna sebagai yang terbaik dalam hidup kita.

Surat Dari Tuhan

Surat  dari  TUHAN
KEPADA: KAMU
TANGGAL: HARI INI
DARI: AKU
PERIHAL: BERSYUKUR

Ini AKU,
Hari ini AKU yang akan menangani semua masalahmu…

Catatan:
Dan ingat,
Bila Dunia ini menyodorkan masalah yang tidak dapat kau tangani sendiri,
Jangan berusaha menyelesaikan masalah itu.
Tetapi, letakkanlah saja masalah itu diboxKU untuk KUselesaikan…
AKU akan menyelesaikan masalahmu sesuai JADWAL yang AKU tentukan sendiri.

Semua masalahmu PASTI akan AKU selesaikan, tetapi sesuai jadwalKU, bukan jadwalmu.
Setelah semua masalahmu kamu letakkan dalam box,
Janganlah kamu pikirkan dan khawatirkan.
Sebaliknya, fokuslah kepada semua hal-hal BAIK yang sedang terjadi padamu sekarang.

Bila kamu terjebak kemacetan di jalan, janganlah marah,
Sebab masih banyak orang di dunia ini yang tidak pernah naik mobil seumur hidupnya.

Bila kamu berhadapan dengan masalah di tempat kerja,
Berpikirlah bahwa masih banyak orang yang menganggur bertahun-tahun tanpa pekerjaan.

Bila kamu sedih karena hubungan keluarga, pikirkanlah orang-orang yang belum pernah merasakan mencintai dan dicintai.

Bila kamu merasa bosan dengan akhir minggu, pikirkanlah orang-orang yang harus lembur siang malam tanpa libur untuk menghidupi keluarga dan anak-anaknya.

Bila kendaraanmu mogok dan mengharuskan kamu berjalan kaki,
Janganlah marah,
Pikirkanlah orang-orang cacat yang sangat ingin merasakan berjalan di atas kaki sendiri.

Bila kamu melihat di cermin rambutmu mulai beruban,
Janganlah bersedih,
Sebab mempunyai rambut hanyalah merupakan impian bagi orang-orang yang dalam perawatan Kemoterapi.

Bila kamu merenungi makna hidupmu di dunia ini dan merenungi apa tujuan hidupmu ini,
Bersyukurlah…
Karena banyak orang yang tidak punya kesempatan hidup yang cukup lama untuk merenungi hidup mereka.

Bila kamu memutuskan untuk meneruskan surat ini ke orang lain,
Terima Kasih…
Kamu telah menyentuh kehidupan mereka dalam banyak hal yang tidak pernah kamu bayangkan.

Have a blessed whole week ^^

Bagi Kepentingan Tuhan

Nick Vujicic, dilahirkan dengan cacat langka yang disebut tetra-amelia. Ia tak punya lengan mulai dari bahu, dan hanya memiliki satu kaki kecil dengan dua jari yang tumbuh dari paha kirinya. Di luar kekurangan itu, Vujicic sangat sehat. Namun, ketika sudah bersekolah, tak urung kekurangan fisiknya menjadi pusat olokan. Ia sampai memohon agar Tuhan menumbuhkan tangan dan kakinya. Namun, kondisi tak berubah. Ia pun depresi. Pada usia 8 tahun, ia pernah mencoba bunuh diri.

Pada waktu Tuhan yang tepat, ia dimampukan untuk memandang hidupnya secara baru. Dalam kondisinya itu, Tuhan justru dapat memakainya menjadi inspirasi bagi banyak orang. Maka, ia menyerahkan hidup untuk melayani Tuhan di banyak negara. “Jika saya dapat memercayai Tuhan dalam keadaan saya, Anda pun dapat memercayai Tuhan dalam keadaan Anda,” simpulnya. Tuhan pun memampukannya meraih banyak pencapaian, bahkan dalam beberapa hal ia lebih baik daripada orang normal.

Vujicic memercayai rencana Tuhan yang baik baginya, bahwa hidup bukan demi kepentingannya pribadi, melainkan kepentingan Tuhan. Apa pun kondisinya, ia dapat melayani Tuhan dengan cara dan kesempatan terbaik yang ia miliki. Pekerjaan Allah pun dinyatakan di dalam dia. Seperti yang Tuhan kerjakan dalam hidup Bartimeus yang buta sejak lahir. Tuhan dimuliakan lewat hidupnya.

Kini giliran kita. Tujuan hidup kita pun bukan demi kenyamanan atau kesuksesan pribadi kita. Akan tetapi, untuk kemuliaanNya. Pandanglah hidup secara demikian, maka tak ada hidup yang tak berguna. Sebaliknya, setiap hidup dapat menjadi alat berharga bagi kemuliaanNya yang kekal.

Kita Tidak Tahu

Kita tidak tahu laut itu seberapa DALAM, tapi kita harus tahu seberapa DALAM kita MENGENAL orang yang kita cintai…

Kita tidak tahu langit itu seberapa TINGGI, tapi kita harus tahu seberapa TINGGI kita MENGHARGAI orang yang kita cintai…

Kita tidak tahu bulan itu seberapa INDAH, tapi kita harus tahu seberapa INDAH MASA-MASA yang telah kita LEWATI dengan orang yang kita cintai…

Kita tidak tahu bintang itu seberapa BANYAK, tapi kita harus tahu seberapa BANYAK PERHATIAN yang kita beri untuk orang yang kita cintai…

Kita tidak tahu angkasa itu seberapa LUAS, tapi kita harus tahu seberapa LUAS kita MENGERTI orang yang kita cintai…

Kita tidak harus MENCINTAI SESEORANG Yang Sempurna, tapi kita harus MENCINTAI orang yang tidak sempurna DENGAN CARA yang sempurna…

Bukan karena ia SEMPURNA, tapi karena ia dapat MENYEMPURNAKAN hidup kita…

Bukan karena ia INDAH, tapi karena ia dapat MEMBUAT segalanya menjadi INDAH untuk kita…

Cintailah orang APA ADANYA, bukan karena ADA APANYA… =)

LOVE is not how u forget, but how u forgive…
Not how u listen, but how u understand…
Not what u see, but what u feel…

Because You Are You

I’m not a perfect person..
Neither you & me..
But I’m feel happy when I think about it..
Because, what does life means if you’d never felt sad before?
Exactly, from what they call hurt there will be heal..
From what they call tears, there will be a smile..
From what they call fall, there will be come up..
There’s nothing to be regret for..
Because everything you had done, that’s you..
Just thanks to God for what you have now..
The way you try now, will determine what you will get..
GBU..

Aku Belajar

Aku belαjαr diαm dαri bαnyαknyα bicαrα,
Aku belαjαr sabαr dαri sebuαh kemarαhαn,
Aku belαjαr mengαlαh dari suatu keegoisαn,
Aku belαjαr menαngis dαri kebαhαgiααn,
Dan aku belαjαr tegαr dαri kehilαngαn.

ORANG yang PALING BAHAGIA tidαk selαlu MEMILIKI sesuαtu yang terbαik, tetαpi MAU BERUSAHA menjαdikαn setiap αpαpun yang HADIR dαlαm hidupnyα adalah yang TERBAIK.

Aku belajar…
bahwa tidak selamanya hidup ini indah,
kadang TUHAN mengijinkan aku melalui derita.
Tetapi aku tahu bahwa Ia tidak pernah meninggalkanku,
sebab itu aku belajar menikmati hidup ini dengan BERSYUKUR.

Aku belajar…
bahwa tidak semua yang aku harapkan akan menjadi kenyataan,
kadang TUHAN membelokkan rencanaku.
Tetapi aku tahu bahwa itu lebih baik daripada apa yang kurencanakan,
sebab itu aku belajar menerima semua itu dengan SUKACITA.

Aku belajar…
bahwa cobaan itu pasti datang dalam hidupku.
Aku tidak mungkin berkata, “Tidak, TUHAN.”
Karena aku tahu bahwa semua itu tidak melampaui kekuatanku,
sebab itu aku belajar menghadapinya dengan SABAR.

Aku belajar…
bahwa tidak ada kejadian yang harus disesali dan ditangisi,
karena semua rancanganNYA indah bagiku.
Maka dari itu aku belajar BERSABAR, BERSYUKUR, dan BERSUKACITA dalam segala perkara,
karena dengan bersyukur dan bersukacita semua itu menyehatkan jiwaku dan menyegarkan hidupku.

Mulutmu Harimaumu

Seseorang menceritakan gosip mengenai tetangganya dan dalam beberapa hari saja, seluruh lingkungan mengetahui ceritanya. Tetangganya itu tentu saja sakit hati.

Beberapa hari kemudian, orang yang menyebarluaskan gosip tersebut menyadari bahwa ternyata gosip itu tak benar.

Dia menyesal, lalu datang kepada orang yang bijaksana untuk mencari tahu apa yang harus dilakukannya untuk memperbaiki kesalahannya itu.

“Pergilah ke pasar,” kata orang bijak itu, “Belilah kemoceng, kemudian dalam perjalanan pulang, cabuti bulu ayam di kemoceng dan buanglah satu per satu di sepanjang jalan pulang.”

Meski kaget mendengar saran itu, si penyebar gosip tetap melakukan apa yang disuruh kepadanya.

Keesokan harinya orang tersebut melaporkan apa yang sudah dilakukannya.

Orang bijak itu berkata lagi, “Sekarang pergilah dan kumpulkan kembali semua bulu ayam yang kau buang kemarin dan bawa kepadaku.”

Orang itu pun menyusuri jalan yang sama, tapi angin telah melemparkan bulu-bulu itu ke segala arah.

Setelah mencari selama beberapa jam, ia kembali hanya dengan tiga potong bulu.

“Lihat kan?” kata orang bijak itu, “Sangat mudah melemparkannya, namun tak mungkin mengumpulkannya kembali. Begitu pula dengan gosip. Tak sulit menyebarluaskan gosip, namun sekali gosip terlempar, 7 ekor kuda pun tak dapat menariknya kembali.”

Hidup dan mati seseorang dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya akan memakan buahnya. Lidah memang suatu anggota yang kecil, tapi sangatlah besar kuasanya. Bila kita salah menggunakan, maka hancurlah semua yang ada di sekitar kita. Lidah yang lembut adalah pohon kehidupan, tapi lidah yang jahat melukai hati orang lain! Mulut orang benar mengeluarkan hikmat, tetapi lidah bercabang akan dikerat.

3 Karung Beras

Ini adalah makanan yang tidak bisa dibeli dengan uang. Kisah ini adalah kisah nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki. Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggallah ibu dan anak laki-lakinya untuk saling menopang.

Ibunya bersusah payah seorang membesarkan anaknya, saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik. Saat membaca buku, sang anak tersebut diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih menjahitkan baju untuk sang anak.

Saat memasuki musim gugur, sang anak memasuki sekolah menengah atas. Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja di sawah.
Saat itu setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa tiga puluh kilogram beras untuk dibawa ke kantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibuya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kilogram beras tersebut dan kemudian berkata kepada ibunya, “Ma, saya mau berhenti sekolah dan membantu mama bekerja di sawah.” Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata, “Kamu memiliki niat seperti itu mama sudah senang sekali, tetapi kamu harus tetap sekolah. Jangan khawatir, kalau mama sudah melahirkan kamu, pasti bisa merawat dan menjaga kamu. Cepatlah pergi daftarkan ke sekolah, nanti berasnya mama yang akan bawa ke sana.” Karena sang anak tetap bersikeras tidak mau mendaftarkan ke sekolah, mamanya menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh mamanya. Sang anak akhirnya pergi juga ke sekolah. Sang ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh.

Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa, ibunya datang ke kantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya. Pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya dan mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata, “Kalian para wali murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kalian lihat, di sini isinya campuran beras dan gabah. Jadi kalian kira kantin saya ini tempat penampungan beras campuran?” Sang ibu ini pun malu dan berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tersebut.

Awal bulan berikutnya ibu memikul sekantong beras dan masuk ke dalam kantin. Ibu pengawas seperti biasanya mengambil sekantong beras dari kantong tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengerut dan berkata, “Masih dengan beras yang sama.” Pengawas itu pun berpikir, apakah kemarin itu dia belum berpesan dengan ibu ini dan kemudian berkata, “Tak peduli beras apapun yang ibu berikan kami akan terima, tapi jenisnya harus dipisah jangan dicampur bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bisa matang sempurna. Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya.”

Sang ibu sedikit takut dan berkata, “Ibu pengawas, beras di rumah kami semuanya seperti ini, jadi bagaimana?” Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata, “Ibu punya berapa hektar tanah sehingga bisa menanam bermacam-macam jenis beras?” Menerima pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.

Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali ke sekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata, “Kamu sebagai mama kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu!”

Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata, “Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis.” Setelah mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk di atas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.

Sang ibu tersebut menghapus air mata dan berkata, “Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku dan mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja di sawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi.”

Selama ini dia tidak memberi tahu sanak saudaranya yang ada di kampung sebelah. Lebih-lebih takut melukai harga diri anaknya.

Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat pergi ke kampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan-pelan kembali ke kampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul diserahkan ke sekolah.

Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sadar air mata pengawas itu pun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata, “Bu, sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu.” Sang ibu buru- buru menolak dan berkata, “Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini.”

Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam-diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi Qing Hua dengan nilai 627 point.

Di hari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk di atas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang. Yang lebih aneh lagi di sana masih terdapat tiga kantong beras.

Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju ke depan dan menceritakan kisah sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah. Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata, “Inilah sang ibu dalam cerita tadi.” Dan mempersilakan sang ibu tersebut yang sangat luar biasa untuk naik ke atas mimbar.

Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat ke belakang dan melihat gurunya menuntun mamanya berjalan ke atas mimbar. Sang ibu dan sang anak pun saling bertatapan. Pandangan mama yang hangat dan lembut kepada anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat mamanya dan berkata, “Oh Mamaku…”

Pepatah mengatakan: “Kasih ibu sepanjang masa, sepanjang jaman dan sepanjang kenangan”. Inilah kasih seorang mama yang terus dan terus memberi kepada anaknya dan tak mengharapkan kembali dari sang anak. Hati mulia seorang mama demi menghidupi sang anak berkerja tak kenal lelah dengan satu harapan sang anak mendapatkan kebahagian serta sukses di masa depannya. Mulai sekarang, katakanlah kepada mama di mana pun mama kita berada dengan satu kalimat: “Terimakasih Mama… Aku Mencintaimu, Aku Mengasihimu… selamanya”.