Archive for July, 2011

Awan

Pernahkah kita memperhatikan bahwa sebelum datangnya hujan yang begitu deras dan dahsyat, selalu diawali oleh langit yang gelap dikarenakan mendung atau awan tebal yang menyelimutinya?

Kalau kita telusuri, maka kita akan tahu bahwa sesungguhnya awan hitam yang gelap tadi sebenarnya berasal dari titik air di bumi yang menguap.

Titik-titik air itu menguap dan mengumpul jadi satu, hingga makin lama makin berat dan menjadi awan hitam yang gelap dan pada akhirnya dari awan yang gelap tadi terciptalah hujan.

Setujukah anda dengan saya bahwa hal-hal yang bersifat jasmani juga dapat terjadi di dunia rohani?

Demikian pula yang terjadi dengan doa-doa kita. Mungkin kita telah berdoa sekian lama dan menantikan jawaban Tuhan yang tak kunjung tiba. Mungkin kita telah berdoa bagi orang yang kita kasihi atau penyakit atau keuangan atau masalah lain-lain, namun tetap tidak ada perubahan, bahkan bukannya tambah baik namun bertambah buruk. Kita merasa bahwa doa-doa yang kita naikkan seolah-olah telah menguap begitu saja.

Namun tersenyumlah sejenak, bila doa kita sepertinya menguap, itu berarti tak lama lagi mujizatnya akan tercurah dengan derasnya, karena doa-doa yang kita naikkan bagaikan titik-titik air yang menguap menjadi awan hitam yang gelap dan akhirnya akan berubah menjadi hujan berkat, hujan mujizat, bahkan hujan kesembuhan.

Semakin gelap langit di atas kita, maka semakin deras hujan yang akan turun. Semakin gelap situasi di sekitar kita, maka semakin deras pula hujan berkat yang akan kita terima.

Tetaplah berdoa.
PUSH = Pray Until Something Happens

Palu

“Palu menghancurkan kaca, tapi palu membentuk baja.”

Apa makna dari pepatah kuno Rusia ini?

Jika jiwa kita rapuh seperti kaca, maka ketika palu masalah menghantam kita, maka dengan mudah kita putus asa, frustasi, kecewa, marah, dan jadi remuk redam.

Jika kita adalah kaca, maka kita juga rentan terhadap benturan. Kita mudah tersinggung, kecewa, marah, atau sakit hati saat kita berhubungan dengan orang lain. Sedikit benturan sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan hubungan kita.

Jangan pernah jadi kaca, tapi jadilah baja. Mental baja adalah mental yang selalu positif, bahkan tetap bersyukur di saat masalah dan keadaan yang benar-benar sulit tengah menghimpitnya.

Mengapa demikian? Orang yang seperti ini selalu menganggap bahwa masalah adalah proses kehidupan untuk membentuknya menjadi lebih baik.

Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang lebih berguna setelah lebih dulu diproses dan dibentuk dengan palu. Setiap pukulan memang menyakitkan, namun mental baja selalu menyadari bahwa itu baik untuk dirinya.

Jika hari ini kita sedang ditindas oleh masalah hidup, jangan pernah merespon dengan sikap yang keliru.

Jika kita adalah “baja”, kita akan selalu melihat palu yang menghantam kita sebagai sahabat yang akan membentuk kita.

Sebaliknya jika kita “kaca”, maka kita akan selalu melihat palu sebagai musuh yang akan menghancurkan kita.

Jangan Menunggu

Jangan menunggu bahagia baru tersenyum.
Tapi tersenyumlah, maka kita akan bahagia.

Jangan menunggu kaya baru mau beramal.
Tapi beramallah, maka kita semakin kaya.

Jangan menunggu termotivasi baru bergerak.
Tapi bergeraklah, maka kita akan termotivasi.

Jangan menunggu dipedulikan orang baru kita peduli.
Tapi pedulilah dengan orang lain, maka kita pasti akan dipedulikan.

Jangan menunggu orang memahami kita baru kita memahami dia.
Tapi pahamilah orang lain, maka orang-orang akan mulai memahami kita.

Jangan menunggu terinspirasi baru menulis.
Tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.

Jangan menunggu proyek baru bekerja.
Tapi berkerjalah, maka proyek akan menunggu kita.

Jangan menunggu dicintai baru mencintai.
Tapi belajarlah mencintai, maka kita akan dicintai.

Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang.
Tapi hiduplah dengan tenang, maka bukan hanya sekadar uang yang datang, tapi damai sejahtera.

Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti.
Tapi bergeraklah, maka kita akan menjadi contoh yang diikuti.

Jangan menunggu sukses baru bersyukur.
Tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesan.

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” *Mat 7:12*

“Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.” *2 Kor 9:6*

Ibu Yang Terapung Di Laut

Alkisah ada seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapal yang ditumpanginya karam. Namun, uniknya si ibu tersebut tampak tersenyum seakan beliau tetap bisa berbahagia, walau dalam kondisi yang memprihatinkan tersebut.

Ketika diselamatkan, ia ditanya kenapa ia bisa tampak seperti demikian?

Ia menjawab, “Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama sudah meninggal, dan yang kedua hidup di tanah seberang. Jika saya berhasil selamat, saya akan sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Namun jika saya mati tenggelam pun, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga.”

Jika kita BERIMAN, segala kejadian hidup kita bahkan yang terberat sekalipun akan tetap dapat kita syukuri dengan bahagia, karena kita telah mempercayakan pada TUHAN. Kita BERSERAH dan YAKIN bahwa apapun yang akan terjadi merupakan yang terbaik, karena kita paham bahwa Tuhan Maha Tahu. Dia tahu apa yang terbaik buat kita anak-anakNya.

Apapun yang TELAH, SEDANG, dan AKAN terjadi, BERSYUKUR, dan cobalah tetap berbahagia, karena segala sesuatu indah pada waktuNya…

Buku Kehidupan

Manusia seperti sebuah buku. Cover depan adalah tanggal lahir, cover belakang adalah tanggal kematian.
Tiap lembarnya, adalah tiap-tiap hari dalam hidup kita dan apa yang kita lakukan.
Ada buku yang tebal, ada buku yang tipis.
Ada buku yang menarik dibaca, ada yang tidak sama sekali.
Sekali menulis, tidak akan pernah berhenti sampai selesai.
Yang hebatnya, seburuk apapun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman selanjutnya yang putih bersih, baru, dan tiada cacat.

Sama dengan hidup kita, seburuk apapun kemarin, Tuhan selalu menyediakan hari yang baru untuk kita.
Kita selalu diberi kesempatan yang baru untuk melakukan sesuatu yang benar dalam hidup kita setiap harinya, memperbaiki kesalahan kita dan melanjutkan alur cerita yang sudah ditetapkanNya untuk kita masing-masing.

Terima kasih Tuhan untuk hari yang baru ini.
Nikmatilah dan isilah halaman buku kehidupanmu dgn hal-hal yang benar.
Dan jangan lupa untuk selalu bertanya kepada Tuhan tentang apa yang harus ditulis tiap-tiap harinya.
Supaya pada saat halaman terakhir buku kehidupanmu selesai, engkau didapati sebagai pribadi yang berkenan kepadaNya.
Dan buku kehidupanmu layak untuk dijadikan teladan bagi generasi setelahnya.

Selamat menulis di buku kehidupanmu, dengan tinta cinta dan pena kebijakan.

Kemurahan

Anak lelaki itu duduk membungkuk. Tatapannya menantang dan tangannya di kepalnya. “Ayo, berikan pada saya.”

Sang kepala sekolah melihat ke bawah, ke arah si pemberontak muda ini. “Sudah sesering apa kamu berada di sini?”

Anak lelaki itu mendengus menantang. “Kelihatannya belum cukup sering.”

Kepala sekolah melihat anak itu dengan tatapan aneh. “Dan tiap kali kamu ke sini, kamu selalu dihukum. Benar, bukan?”

“Ya, saya sudah dihukum berkali-kali, jika itu yang Bapak maksud.”

Dia membusungkan dadanya yang kecil. “Ayo, saya bisa menghadapi hukuman apapun yang Bapak berikan. Saya selalu mampu.”

“Dan tidak pernah sekalipun pikiran mengenai hukuman yang akan menantimu terlintas di kepalamu tiap kali kamu ingin melanggar peraturan lagi, benar tidak?”

“Ya. Saya selalu melakukan apa yang ingin saya lakukan. Tidak ada satu pun yang bisa kalian lakukan untuk menyetop saya.”

Kepala sekolah menoleh kepada guru anak itu yang berdiri di sampingnya. “Apa yang dia lakukan kali ini?”

“Berkelahi. Dia menarik si Tommy kecil dan memasukkan kepalanya ke kotak pasir.”

Kepala sekolah menoleh kembali ke arah si anak. “Mengapa kamu lakukan itu? Apa yang diperbuat si kecil Tommy kepadamu sampai kau lakukan hal itu?”

“Dia tidak berbuat apa-apa. Saya hanya tidak suka melihat cara dia memandang saya, sama seperti saya tidak suka cara Bapak melihat saya! Dan jika saya pikir saya dapat melakukannya, saya akan memasukkan kepala anda ke sesuatu juga.”

Si guru menjadi tegang dan mulai bangkit berdiri saat kepala sekolah menatapnya sejenak, melarangnya untuk bertindak.

Kepala Sekolah berpikir sejenak sambil melihat anak itu. Lalu beliau berkata pelan, “Hari ini, anak muda, kamu harus belajar mengenai kemurahan.”

“Kemurahan? Bukankah itu yang kalian orang tua lakukan sebelum makan? Saya tidak butuh kemurahan apapun.”

“Oh, kamu butuh.”

Kepala Sekolah mempelajari wajah anak kecil itu dan berbisik. “Oh ya, kamu benar-benar butuh kemurahan.”

Si anak terus saja memandang marah saat kepala sekolah melanjutkan, “Definisi singkat ‘Kemurahan’ adalah ‘Kebaikan yang tidak sepantasnya diberikan’. Kamu tidak pantas untuk mendapatkannya, hal itu adalah hadiah dan selalu diberikan dengan cuma-cuma. ‘Kemurahan’ berarti kamu tidak akan mendapat apa yang sepantasnya kamu terima.”

Anak kecil itu menampakkan kesan bingung. “Bapak tidak akan memukul saya? Bapak akan membiarkan saya pergi dari sini begitu saja?”

Kepala sekolah memandang anak yang pantang menyerah itu. “Ya, saya akan mengijinkan kamu pulang begitu saja.”

Si anak menyelidiki wajah kepala sekolah, “Tidak ada hukuman sama sekali? Meskipun saya sudah menyakiti si Tommy dan memasukkan kepalanya ke kotak pasir?”

“Oh, hukuman pasti ada. Apa yang kamu lakukan itu salah dan perbuatan kita selalu ada konsekuensinya. Hukumannya ada. ‘Kemurahan’ bukan alasan untuk melakukan hal yang salah.”

“Tuh kan,” dengus si anak saat dia menyerahkan tangannya untuk dipukul. “Ayo, lakukan saja sekarang.”

Kepala sekolah mengangguk kepada guru. “Tolong bawa ke sini ikat pinggangnya.”

Si guru memberikan ikat pinggang kepada kepala sekolah, yang kemudian melipatnya dengan hati-hati, dan menyerahkannya kembali ke si guru. Dia memandang si anak saat berkata, “Hitung pukulan-pukulannya.”

Dia keluar dari belakang mejanya dan berjalan lurus ke arah si anak. Dengan lembut ditekuknya tangan si anak yang terjulur ke depan untuk menunggu pukulan-pukulan tersebut. Lalu dia berbalik ke arah si guru dengan menjulurkan tangannya sendiri. Satu kata keluar dari mulutnya dengan pelan, “Mulai.”

Ikat pinggang itu melecut tangan kepala sekolah yang terjulur. Krek! Anak kecil itu meloncat 2 meter ke udara. Wajahnya diliputi kekejutan.

“Satu,” bisiknya. Krek!

“Dua.” Suaranya naik satu oktaf. Krek!

“Tiga.” Dia tidak dapat mempercayai hal ini. Krek!

“Empat.” Air mata mulai menggenangi mata si pemberontak cilik.

“OK, stop! Sudah cukup!” Krek! Ikat pinggang melecut tangan yang saat itu sudah mati rasa. Krek!

Si anak meringis tiap kali lecutan menghantam, air mata kini mengaliri wajahnya. Krek! Krek!

“Tolong berhenti,” ratap si bekas pemberontak, “Stop! Saya yang lakukan kenakalan itu, saya yang harusnya dilecuti. Stop! Tolong hentikan.”

Tetap saja lecutan demi lecutan datang, Krek! Krek! Yang satu menyusul yang sebelumnya.

Akhirnya berakhir juga semuanya.

Kepala sekolah berdiri dengan kening yang berkilauan oleh keringat dan butiran keringat menetes dari wajahnya. Dia berlutut dengan perlahan-lahan. Dia mempelajari wajah si anak sesaat, lalu mengulurkan tangannya yang bengkak untuk mengelus wajah si anak yang tengah menangis. Lalu dia mengucapkan kata ini dengan lembut, “Kemurahan.”

Itulah yang Yesus telah perbuat untuk kita.

Cinta Yang Sempurna

Ada sepasang suami isteri, dimana sang isteri adalah wanita yang sangat amat cantik, tanpa aib sedikit pun, dan suaminya sangat mencintainya, begitu juga isterinya.

Berjalan pernikahannya, dari tahun ke tahun, hingga tiba hari itu merebak wabah penyakit kulit yang mengakibatkan rusak keindahan kulit dan sang isteri merasa dirinya tertular dan wajahnya mulai hancur ‎​dimakan penyakit. ‎​Di kala itu, sang suami sedang berada ‎​di luar untuk kerja dan belum mengetahui bahwa isterinya terserang penyakit kulit tersebut.

‎Dalam perjalanan pulang, sang suami mengalami kecelakaan yang mengakibatkan suami menjadi buta.

‎​Dari hari ke hari, sang isteri yang pada mulanya bidadari berubah menjadi wanita yang amat jelek dan meyeramkan, namun sang suami tidak bisa melihat dan kehidupan mereka berjalan seperti biasa ‎​​dengan penuh kasih sayang dan penuh cinta seperti awal mereka menikah.

Berjalan 40 tahun, sang isteri meninggal dan sang suami sangat amat bersedih dan merasa kehilangan. Di pemakaman, sang suami adalah orang terakhir yang keluar ‎​dari komplek kuburan sang isteri. Ketika berjalan, datanglah seorang menyapa, “Pak, bapak mau ke mana?” Jawab sang suami, “Saya mau pulang.”

Мendengar jawaban tersebut, orang tersebut bersedih dengan keadaan sang suami, buta dan sendiri. Lalu orang tersebut berkata, “Bukankah bapak buta dan selalu bergandengan dengan isteri bapak? Gimana sekarang bapak mau pulang sendiri?”

Jawab sang suami, “Sebenarnya saya tidak buta. Selama 40 tahun saya hanya berpura-pura buta agar isteri saya tidak minder atau rendah diri ‎​kalau saya mengetahui bahwa dia sakit dan wajahnya berubah menjadi menakutkan.”

Terima pasangan kamu apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya, karena kita bukan mencari orang yang sempurna, tetapi bagaimana mencintai pasangan kita dengan cara yang sempurna dalam situasi dan kondisi apapun. Itulah “cinta yang sempurna”.

Honda

Dia lahir di keluarga miskin, anak pertama dari 9 bersaudara dan ayahnya hanya seorang tukang tambal ban, namun dia mempunyai mimpi setinggi langit.

Di saat kecil, temannya menertawakannya karena dia miskin. Dia drop out (DO) dari sekolahnya.

Di saat dewasa dia memulai bisnisnya, namun kemalangan terjadi… Pabriknya hancur terkena gempa, namun dia bangkit.

Tidak lama kemudian dia berhasil membangun kembali pabriknya, namun bencana datang kembali. Negaranya mengalami perang, sehingga pabriknya mengalami kebangkrutan yang ke dua kalinya, sehingga dia berniat menjual bisnisnya pada competitor, namun penawarannya ditolak. Tak lama dia jatuh sakit.

Dari barang rongsokan dia memulai kembali bisnisnya. Pelan namun pasti, dia berhasil membangun kembali pabriknya dan bisnisnya menjadi sukses besar.

Rongsokan dalam tangannya menjadi sebuah sepeda motor, kemudian mobil, kapal boat, dan sekarang bisnisnya merambah pesawat terbang. Mimpinya sejak kecil menjadi kenyataan!

Ya, dialah Soichiro Honda, pendiri kerajaan Honda Motor. Semua itu bisa terjadi berkat keuletan dan kerja kerasnya, serta filosofi yang kuat yaitu: -The Power Of Dreams-.

“Orang-orang hanya melihat 1% kesuksesanku, namun mereka tak melihat 99% kegagalanku.”

Saat KEKUATAN mulai melemah bukan berarti harus menyerah…
Saat KEMAMPUAN mulai pudar bukan berarti harus menghindar…
Saat KEGIGIHAN mulai rapuh bukan berarti harus terjatuh…
Bentuk KASIH SAYANG TUHAN tidak selalu terasa manis, tetapi terkadang pahit…
Dan di sinilah PROSES hidup berjalan untuk mencapai KESUKSESAN!

Aku Berharga Di MataNya

Pada suatu hari, ada seorang anak SD yang sedang duduk melamun seorang diri. Anak SD ini seperti biasanya setelah jam istirahat tiba atau jam pulang tiba, dia langsung duduk membaca buku dan duduk jauh dari teman-temannya. Anak ini adalah anak dari keluarga Kristen. Dari semenjak kecil, anak ini sering sakit dan bahkan pernah demam tinggi yang menyebabkan kelumpuhan pada kakinya sehingga dia harus memakai kursi roda ke sekolahnya.

Kemudian sang guru memperhatikannya, dan mulai menyapa anak itu, sementara anak-anak yang lain sudah pulang dan sekolah mulai sepi.

Guru itu bertanya kepada anak itu, “Nak, tidakkah kamu mau memiliki banyak teman yang bisa mengerti dan memahami dirimu?”

Lalu sang anak ini terdiam cukup lama. Kemudian anak itu mengatakan, “Bu, siapa yang tidak mau mempunyai teman? Saya mau mempunyai teman, tapi siapa yang mau berteman dengan saya sementara saya cacat? Tangan pun cacat, saya malu, bu. Dari semenjak saya lahir, tangan saya cacat, kemudian saat saya kecil, demam pada tubuh saya tinggi dan akibatnya saya cacat dan harus selamanya duduk di kursi roda ini. Tidak ada orang yang memperdulikan saya, bu, tidak ada satu pun, bahkan mama saya pun membenci saya, apalagi papa saya selalu memarahi saya setiap hari. Saya merasa diri saya tidak berguna, bu, saya tidak berarti.”

Sang guru terdiam dan terharu melihat keadaan anak itu, akan tetapi kemudian sang guru mulai berkata, “Nak, walaupun kamu seperti itu, cacat, biarpun teman-teman tidak mengasihimu dan bahkan papa dan mama membencimu, tapi ingatlah Tuhan tidak pernah membencimu. Tuhan menyayangimu sebagaimana adanya. Jadi mulai saat ini cobalah untuk maju dan cobalah mendekati teman-temanmu, pasti engkau akan mendapat banyak teman nantinya.”

Akhirnya anak itu bertumbuh besar dan memiliki banyak teman.

Dalam kehidupan ini, setiap orang diciptakan Tuhan berbeda satu dengan yang lainnya, ada yang hitam, putih, rambut keriting, lurus, pintar, bodoh, kaya maupun miskin, cantik maupun kurang cantik, namun semua manusia kepunyaanNya adalah manusia yang mulia dan berharga di mataNya. Saat ini ketika kita merasa sepertinya kurang dalam hal ini dan itu, janganlah sedih sebab Engkau sangat berharga di mataNya dan Engkau adalah makhluk ciptaan Tuhan yang mulia.

“Engkau sangat berharga di mataNya dan Engkau dijadikanNya sebagai biji mataNya.” (Yesaya 43:4; Ulangan 32:10).

YESUS KRISTUS Mengasihi Anda…

Tikus dan Roti Keju

Alkisah di dalam sebuah selokan yang gelap hiduplah dua ekor tikus bersaudara…

Suatu hari kedua ekor tikus ini melihat sebuah roti keju dari lubang sebuah selokan. Tikus-tikus ini ingin sekali memakannya, tetapi sayang lubang selokan itu tertutup oleh jeruji besi yang sangat kuat.

Kedua tikus ini berusaha sekuat tenaga untuk menghancurkan jeruji besi itu dengan gigi-gigi mereka yang tajam, tetapi gigi mereka mulai rusak karena jeruji besi itu terlalu keras bagi gigi mereka yang kecil. Kedua ekor tikus ini kecapaian, dan butuh istirahat.

Tikus pertama berkata dalam hatinya, “Aku tidak akan menyerah, setelah ini aku akan menghancurkan jeruji besi itu dengan sekuat tenagaku! Pantang menyerah adalah pangkal dari keberhasilan!”

Tikus kedua termenung dan berpikir, “Aku akan kehilangan semua gigiku jika aku nekat menggigiti jeruji itu. Ada baiknya kalau aku mengambil jalan lain saja untuk mendapatkan roti keju itu.”

Setelah beristirahat sejenak, tikus pertama mulai menggigiti lagi jeruji besi itu dengan sekuat tenaga, sedangkan tikus kedua mundur diri dari usahanya.

Melihat tikus kedua mundur diri, tikus pertama mulai mengejek saudaranya itu, katanya, “Kamu itu sifatnya mudah menyerah dan tidak ulet bekerja, mana mungkin kamu bisa berhasil dalam kehidupanmu?”

Tikus kedua tidak mempedulikan ejekan saudaranya, dia mundur mencari jalan lain ke tempat roti keju itu. Akhirnya tikus kedua berhasil memperoleh jalan ke tempat roti keju itu, sedangkan tikus pertama kelelahan dan hancur giginya karena menggigiti jeruji besi itu.

Hendaklah kita memakai talenta dari Tuhan: kejelian dan kecerdasan kita untuk memecahkan masalah kita, dan bukan HANYA mengandalkan keuletan dan kerajinan kita untuk bekerja. Pantang menyerah cukup baik, tetapi jika tanpa Kebijaksanaan dan Kecerdasan, maka semuanya bisa sia-sia. Maka pakailah talenta kecerdasan kita yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita.

Be Smart, Not Only Be Hard!